Tempat Keramat di Kampus UTM

Tau nggak tempat ini (gambar) dimana? Coba di-inget-inget. Ini adalah tempat keramat. Kau tak percaya? Yaudah siapa suruh gak percaya. Hehe.

Sebenarnya tempat ini bukan tempat keramat sih. Cuma karena aku senang duduk di situ, yah aku jadikan sebagai tempat keramat (Hehe). Setiap habis kuliah aku selalu duduk di tempat ini. Sebelum kuliah pun begitu. Dan saat istirahat pun duduk di tempat itu. Setiap kali ke kampus, selalu kusempatkan duduk ditempat itu. Sebelum kumengambil wudu, sesaat untuk melepas sepatu. Begitu pun setelah salat, aku pun tak luput untuk duduk di situ. Memasang sepatu, lalu pergi kemana pun aku mau.

Tempat ini adalah serambi Masjid Nurur Rahman UTM sebelah selatan dekat ruang remas(Remaja Masjid). Sambil memasang sepatu kadang kumerenung dan tertunduk malu. Banyak sekali kelalaian yang telah kulakukan pada Rabku. Tetapi anugrah dan nikmatnya senantiasa datang padaku, tiada henti, setiap hari, atau bahkan setiap waktu. Tanpa terasa kumenangis pilu, meski tak ada seorang pun yang tahu. “Ya, Tuhanku. Aku mengakui nikmat-Mu, pula segala dosa-dosaku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa selain engkau. Wahai Rab, Penguasa Seluruh Alam.”

Karena aku sering duduk di tempat ini, maka ada banyak sekali kisah-kisah yang kulalui. Serasa ada ketenangan yang kurasa, sambil duduk santai ria, ditemani lantunan ayat suci Al-Quran yang mulia. Aku terdiam, mencoba mengerti apa maksudnya. Sebagai petunjuk hidup manusia. Rugi sekali bila kau tak memahaminya.

Ada saja tempat yang berkesan dalam perjalananku. Dulu waktu jaman SMA ada batu lompatan sebagaimana sering aku ceritakan di blog ini. Nah sekarang ada serambi masjid ini. Kelak kalau aku jadi Presiden RI akan kunobatkan tempat ini sebagai tempat keramat. Saat itulah aku akan berkelekar, “Itu tempat keramat, aku dulu sering duduk disitu, di serambi masjid itu.” Hahaha. Mimpi saja. Siapa tahu mimpi ini jadi kenyataan. Sebagaimana mimpi-mimpi yang telah kuukir di atas batu lompatan itu.

Tempat ini cocok sekali saat ku panjatkan munajatku pada Rabku. Saat sebelum kumelangkah, atau pun saat kutertimpa lelah. Tetap yakin, dengan lillah aku bisa ikhlas dan pasrah. Bahwa kemenangan hanya berjarak antara kening dan sajadah. Semoga istiqamah.

***

Salam rindu, untuk masjid kampus.