Kontrakan Pojok Part 2
Kontrakan Pojok Part 2

Kontrakan Pojok Part 2

- +

Aku bangkit, dan mencoba mendekat. Tetapi tanganku segera ditarik Andi Yasin.
“Mau ke mana, Rik?”
“Ya mau ngecek lah, ada apa di dalam rumah itu,” jawabku sambil mencoba meneruskan langkah.
“Rik, jangan!” pekiknya lagi, sambil menangkap lenganku dan menariknya.
“Takut hantu? Tuh matahari udah di depan jidadmu,” ucapku sambil menunjuk, “Yasudah kalau kalau kamu takut, di sini aja biar aku yang masuk.”
“Aku ikut,” Rudi mengikutiku langkahku, “Palingan ada kucing tersesat di dalam,” tanbahnya berusaha menenangkan.

Kontrakan Pojok

Andi tak bersuara sepatah kata pun, tetapi ia ikut melangkah berada di belakang Rudi. Sedangankan Yasin, masih ragu-ragu. Yasin aslinya penakut, suka menyendiri, melamun, bahkan sering kupergoki bicara sendiri. Entah bicara sama siapa, mungkin dengan kembarannya.
Ku buka puntu gerbang pintu gerbang perlahan, ternyata gembok telah terbuka. Aku yakin pasti tadi ada orang masuk, walau aku sendiri tidak melihatnya tadi, entah aku tertidur atau bagaimama.
Kreeeyeyeekk .. bunyi karatan engsel pintu gerbang yang kubuka perlahan. Pintu terbuka sedikit, bukan tidak ingin membukanya lebar, tetapi tidak bisa. Pintu sudah mengeras, saking lamanya tak pernah dibuka. Rerumputan setinggi lutut tumbuh liar di halaman rumah. Sebagian tumbuhan liar lainnya melilit di pintu dan pagar rumah, bahkan di dinding rumah.
Kujejaki kerikil dekat jendela, mencari jalan termudah menuju pintu rumah. Tiba di depan pintu yang telah terbuka. Kulihat di dalam, memasukkan kepalaku ke dalam ruangan. Melihat ke kiri ke kanan dan atas bawah. Ruangan gelap, karena hampir tak ada ventilasi. Sementara sinar matahari tak mampu menerobos tembok dan dinding rumah. Kulihat ada ada sosok berkelebat di ujung ruang sempit menuju belakang rumah. Bulu kudukku berdiri, namun aku berusaha tenang, menyakinkan diri tak ada apa-apa.
Bersamsung lanjut besok.

Diperbarui
Tambahkan Komentar
Kontrakan Pojok Part 2

Kontrakan Pojok Part 2