Betapa sulitnya garap skripsi, terbayar setelah beberapa momen ini.
Betapa sulitnya garap skripsi, terbayar setelah beberapa momen ini.

Betapa sulitnya garap skripsi, terbayar setelah beberapa momen ini.

- +

Sudah lama sekali saya tidak update artikel di blog ini, hampir 2 tahun. Setelah tahun sebelumnya saya memecah blog saya menjadi beberapa bagian, diantaranya:

  1. Samsul Xyz dengan domain www.samsul.xyz, blog yang awalnya www.samsul.net ini saya isi dengan perbincangan seputar teknologi, dan tutorial seputar internet dan elektronik, karena ini Hobby saya. Sekarang berganti Techangat.com.
  2. Justicepedia, saya isi dengan artikel-artikel tentang hukum dan keadilan, karena saya kuliyah jurusan Ilmu Hukum, blog ini menggunakan subdomain Samsul Xyz https://justicepedia.samsul.xyz (sudah dihapus)
  3. Samsul Safelink, hanya sebagai media converter saja, https://safelink.samsul.xyz
  4. Toko Samsul, (sekarang toko Jaskil) untuk toko online dengan alamat https://jaskil.biz.id
  5. Terakhir blog ini https://blog.syamsularifin.my.id yang saya isi dengan berbagai hal tentang kehidupan ini, seperti opini, cerita, baik fiksi maupun nyata, campur dah pokoknya, sejauh mana aku berpikir dan menulis, entah curhat, nasehat, apa gitu, gado-gado, campur, nasi pecel atau apa ajah lah bisa dibaca di blog ini.

Awalnya saya memindahkan blog ini ke wordpress yang numpang hosting dan domain milik Pandi yaitu http://syamsularifin.my.id namun karena beberapa kendala saya kembalikan hosting ke blogger.
(Basa-basi namun erat kaitannya dengan nulis skripsi)

Sejak saat itu, blog saya menjadi berantakan. Visitor menurun bahkan nyaris tak ada sama sekali. Sibuk cari template yang sesuai, perbaiki masalah seo dll, domain utama berkali-kali saya daftarkan adsense tapi selalu ditolak, walau pada sebelumnya sudah beberapa kali keterima Adsense namun dibanned karena saya tidak memperhatikan kebijakan dan ketentuan Adsense.

Saya mulai putus asa, berhari-hari berkutat pada blog, namun tak ada hasil dan malah makin berantakan. Akhirnya saya tinggalkan blog, dan fokus ngerjain skripsi.

Ngerjain skripsi (ilustrasi)

Berhari-hari, berbulan-bulan nyaris tidak pernah buka blog lagi, apalagi update artikel. Semua tenaga dan pikiran aku fokuskan untuk ngerjain skripsi. Ternyata skripsi tak semudah yang aku bayangkan dulu, namun juga tak sesulit yang kutakutkan selama ini.

Betapa susahnya garap skripsi, salah, revisi, salah garap lagi, revisi lagi, begitu seterusnya. Aktivitas itu tetap berlanjut menjadi sebuah rutinitas yang sangat membosankan. Setiap hari ke faklutas cari dosen, ke perpus cari referensi, kemudian ke Masjid untuk mengadu pada Ilahi. Tidak ada tempat lain selain ketiga tempat itu, di mana mengisi hari-hariku.

Betapa susahnya garap skripsi. Tiap hari mantengin HP, ngetik skripsi puluhan halaman menggunakan HP dengan bantuan applikasi WPS yang setia menemani. Tangan kriting banget rasanya, sampai susah digerakkan. Kemana-kemana mantengin HP, revisi skripsi, dan revisi lagi. Tak peduli orang bilang, “Eh, lu kok HP terus kerjaannya, chat-an sama siapa aja sih?”. Sudah pasti, jawabanku hanya senyum dan senyum, agar tak ada perdebatan yang bikin saya jadi baper.

Belum lagi, hpku hp jadul ketinggalan jaman. HP Samsung GT-S7500 itu satu-satunya aset berharga yang kumiliki, HP ini adalah HP perjuangan, setia menemani dibalik tugas-tugas yang telah kuselesaikan, termasuk untuk melampiaskan hobby saya di blogging.

HP ini sudah ketinggalan jaman, Operasi Sistem-nya menggunakan Android versi Gingerbread 2.3.6, sehingga harus aku Upgrade menggunakan unofficial OS dari Cyanogenmod versi 4.4.4 Kitkat. Sering hang, bootlop, bahkan matot. Alhamdulillah berbekal pengetahuan teknisi yang kupelajari tanpa kursus ini, sangat membantu dan bisa diandalkan, setidaknya berguna bagi diri sendiri.

Karenanya, aku abadikan perjuangan ini dalam kata pengantar skripsiku. Kata pengantar yang aneh dan tak lazim memang, tapi saya ingin sekali mengabadikan perjuangan itu di kata pengantar, sebagai pesan bagi generasi berikutnya agar tidak bermalas-malasan, apalagi semua falisitas seperti laptop dll sudah terpenuhi. Maka, bersemangatlah wahai adik-adikku.

Kata pengantar aneh.

Betapa susahnya garap skripsi. Ke sana-ke mari cari pinjeman laptop, berangkat pagi ke kampus sekedar menggunakan fasilitas lab komputer yang disediakan oleh kampus selama satu jam itu. Walau saya garap skripsi menggunakan hp, namun tak bisa dipungkiri, saya pun sebagian kecil mengerjakan melalui PC, sekedar untuk memperbaiki format penulisan.

Betapa sulitnya garap skripsi. Tiap hari nungguin dosen buat bimbingan, konsultasi dsb, dari pagi sampai sore tidak bertemu, belum makan, dan bahkan baru setelah satu bulan bisa ketemu. Begitulah, sewaktu masih awal kuliah, kita senang jika tak ada dosen, namun saat-saat semester akhir, musibah jika tak bisa ketemu dosen.

Betapa susahnya garap skripsi. Ke sana-ke mari cari referensi, cari data sana-sini, ngurus izin penelitian, buru tanda tangan, dan lain-lain. Butuh sabar yang amat sabar. Butuh dana dan dana. Butuh pikiran dan berpikir amat keras. Butuh tenaga dan badan sehat, dan pengorbanan-pengorbanan lain yang mesti dikorbankan.

Namun dibalik susahnya garap skripsi, ada beberapa momen bahagia yang akan membayar susah payahmu saat ngerjain skripsi.

1. Sidang

Moment ini dimulai dengan adanya ACC (accepted) dari dosen pembimbing untuk melaksanakan sidang. Walau saya dulu tidak pernah mikirin acc sidang, saya cuma ngerjain skripsi saja semampunya dan sekuat tenaga  pikiran, dan sering bimbingan. Saya tidak berpikir saya kapan bisa sidang, namun secepatnya harus segera menyelesaikan tugas pamungkas, aleas skripsi itu.

Demikian, acc sidang juga menjadi moment bahagia, karena dari situlah harapan-harapan baru dapat dirangkai. Berlanjut pada persiapan sidang, mencetak skripsi, daftar sidang, dan menunggu jadwal sidang.

Akhirnya, momen sidang datang juga. Persiapan dimulai dari hari sebelumnya untuk belajar dan belajar. Tak lupa nyiapin celana hitam, kemeja putih, dasi hitam, dan jazz almamater (hasil minjem sih). Hari H, dipakailah atribut-atribut itu, berangkat ke kampus beserta penglengkapan lengkap untuk bertempur dengan dosen penguji.

Dag dig dug daaarrr, peperangan dimulai, slide power point telah tampil, presentasi, tanya jawab dan perdebatan berlangsung mendebarkan. Akhirnya penguji 1 berkata, “Samsul, bisa tinggalkan ruangan dahulu sebentar!”

Saya menggangguk dan memberi hormat (bukan hormat grak ya) meninggalkan ruangan sidang. Di luar disambutlah dengan teman-teman seperjuangan dengan berbagai pertanyaan “gimana”. Akhirnya kembali saya dipanggil ke dalam ruangan, berkatalah Penguji 1, “Tadi di luar, Samsul berdoa bagaimana?”

Pertanyaan yang agak membingungkan tapi saya jawab saja dengan jujur dan polos, “Saya berdoa agar bersyukur jika berhasil dan sabar jika gagal”

“Jadi, Samsul tidak berdoa agar lulus?” Bantahnya.

“Saya berharap semoga lulus, lalu bersyukur.”

“Selamat, doa dan harapan Samsul dikabulkan., kamu.. kami nyatakan LULUS,” ucapnya dengan sumringah.

Senangnya, rasanya mau loncat-loncat yang tertahan dengan kalimat hamdalah.

“Tapi, dengan syarat revisi di selesaikan secepatnya ya!” Tambahnya.

Kebahagiaan saat sidang mungkin hanya tergolong kebahagiaan seremonial, namun kebahagiaan dan rasa puas tetap ada, meskipun revisian masih banyak, sampe ngubah metode dan teori. Tidak apa lah, yang penting itu karya original dengan tangan sendiri, pikiran sendiri.

Next, pada moment berikutnya..

2. Yudisium

Awalnya saya beranggapan,setelah sidang bakal enak bisa nyantai, taunya setelah sidang makin sibuk, deadline revisan, buru tanda tangan penguji, pendaftaran yudisium, dll.

Namun demikian, momen bahagia selanjutnya adalah ketika Yudisum. Momen bahagia ini juga hanyalah sebuah seremonial, di mana dikukuhkan dan dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar, (saya S.H.)

Next, momen bahagia berikutnya..

3. Wisuda

Terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan teror sebelumnya yang bikin jengkel. “Kapan wisuda?” pertanyaan basa-basi namun cukup menjengkelkan, gimana enggak, skripsi masih berantakan ditanya kapan wisuda. Namun sekarang, Wes-Udah… wisudah gua dah. Haha.

Momen bahagia ini juga hanya sebatas seremonial bersama keluarga, ayah dan ibu. Walaupun beban selanjutnya menanti setelah menyandang gelar sarjana. Tapi setidaknya momen ini cukup menambal kesusahan-kesulitan saat garap skripsi.

Next moment..

4. Bekerja

Saya tak mau bahas panjang lebar pada bagian ini, kenapa? Karena kalau “bekerja” yang di maksud adalah pekerjaan di suatu perusahaan atau PNS, tentu masih banyak yang pontang-panting berjuang buat dapat pekerjaan.

Saya pun demikian, begitu pula dengan “istilah pengangguran”, apakah yang dimaksud “pengangguran” itu orang yang tidak jadi pegawai? Jujur saya mengira ini suatu persepsi yang salah. Karena bagaimana pun, sebenarnya tak ada orang menganggur, kecuali kerjaan tidap harinya hanya main game dan tak punya target tujuan. Jika demikian, maka para petani dan buruh tani itu berarti adalah orang “Pengangguran”?

Jika terpaku pada persepsi demikian, maka saya termasuk pengangguran, walaupun sebagai seorang blogger pemula dan tuser amatiran saya miliki tujuan dan target yang hendak diperjuangkan.

Daripada baper, saya akhiri saja pembahasan ini. Intinya, apapun status sosial kita, di manapun posisi kita, maka salinglah mengasihi, menghormati dan menghargai, tak boleh ada olok-olok dan bulian, karena kita tak tau apa dan bagaimana perjuangan dan pengorbanan, serta kehendak dan pola pikir orang tersebut.

Momen berikutnya, akan saya bahas pada lain kesempatan. Semoga masih ada waktu dan umur panjang untuk kita. Bagaimana dengan momen bahagia Anda? Ceritakan di komentar. Oke!

Diperbarui
Tambahkan Komentar
Betapa sulitnya garap skripsi, terbayar setelah beberapa momen ini.

Betapa sulitnya garap skripsi, terbayar setelah beberapa momen ini.