Ketika manusia bergantung pada fasilitas
Ketika manusia bergantung pada fasilitas

Ketika manusia bergantung pada fasilitas

- +
Setiap pekerjaan yang kita lakukan tidak efisien rasanya tanpa alat bantu. Kita makan kadang butuh sendok, piring, pisau, dan lain-lain bahkan dahulu jaman Rasulullah pun tak lepas dengan alat bantu seperti pedang dan baju zirah untuk berperang, kendaraan dan lain sebagainya. Kita sebagai manusia dikaruniai kecerdasan untuk memproduksi sesuatu yang dapat mempermudah pekerjaan kita. Kemajuan teknologi seperti yang kita rasakan saat ini adalah Rahmat Allah swt. Hal tersebut agar manusia dapat saling berguna diantara manusia itu sendiri. Karena sebaik-baik manusia adalah ia yang dapat bermanfaat bagi manusia.

Lalu apakah kita dapat bekerja tanpa adanya fasilitas? Jawabannya bisa, tapi sepertinya kurang efisien dan kurang sempurna. Kita sebagai makhluk sosial diciptakan oleh Tuhan berpasang-pasangan, ada yang laki-laki dan ada yang perempuan. Tak hanya itu secara kontekstual pun kita selalu  hidup berpasangan, ada yang miskin, ada pula yang kaya, ada yang pinter dan ada pula yang bloon aleas begok bin goblok. Hal itu dimaksudkan agar kita bisa saling melengkapi. Perlu adanya kepekaan dalam diri kita terhadap orang lain. Bukan malah bersikap apatis dan masa bodoh. Si dia butuh bantuan, kita harus peka dapat membantunya meski dia tidak meminta kita untuk membantunya.

Namun, yang terjadi pada manusia jaman sekarang ini adalah menganggap arti dari makhluk sosial itu suatu kesempatan untuk menggantungkan diri pada orang lain. Padahal makhluk sosial itu tugasnya adalah memberi bukan menerima dan menuntut hak. Meskipun terkadang mereka memintanya dengan cara yang elegan katanya.

Nah adanya ketergantungan kepada sesama manusia atau suatu benda aleas fasilitas itu menyebabkan manusia jaman sekarang senang mengkambing hitamkan orang lain dan suatu benda atas kemalasannya itu. Contoh: Gak masuk kuliah karena ketiduran dan gak dibangunin temennya atau gak kuliah karena gak ada sepeda motornya. Juga sering terjadi nih, gak ngerjain tugas karena gak ada laptopnya. Semua itu menunjukkan bahwa manusia jaman sekarang adalah selalu bergantung pada orang lain dan fasilitas.

Jalan kaki ke kampus
Apa salahnya sih berangkat kuliah jalan kaki?
Di suatu sisi, fasilitas memang membantu kita dalam suatu pekerjaan. Entah itu kenyamanan, kemudahan, keefektifan, dan kekerrenan. Akan tetapi manusia  lupa atau memang sengaja tak mau berfikir bahwa fasilitas terkadang justru menjerumuskan. Dahulu sebelum kita punya laptop, sering nih berandai-andai. “Seandainya aku punya laptop, pasti tugas ini terselesaikan dengan baik. Tiap hari aku bakal ngerjain dan ngerevisi tugas-tugas ini.” Tibalah suatu ketika kamu tekkah hajat (Madura :red ; tercapai keinginannya). Udah punya laptop, tiap malem cari WiFi di Kampus, sampe Kayak pemburu hantu. Eh bukan ngerjain tugas malah buka YouTube, Facebook, dan nauzubillah sampe search image tripleX gitu. Katika di ditanya, “Loh kok malah Facebookan, katanya mau ngerjain tugas.” Jawabannya simpel ‘n keren banget, “Oh tugasnya ada di Facebook soalnya.” Keren kan?. Begitulah, fasilitas terkadang malah menjerumuskan.

Saya pun tidak melarang saudara untuk menggunakan ataupun memiliki fasilitas-fasilitas itu. Tetapi jangan sampai mempunyai sifat ketergantungan pada fasilitas-fasilitas itu. Kita harus dapat kreatif dalam menghadapi permasalahan itu. Percayalah semua akan terlaksana dengan baik dengan berbekal sebuah keyakinan. 
Keyakinan adalah keyakinan pada hal yang sebenarnya. Keyakinan itu timbul dari hati, perkataan, dan diwujudkan dengan langkah-langkah nyata.

Saya mengalaminya sendiri. Dahulu saya setiap kali berangkat ke kampus selalu jala kaki. Perjalanan itu saya tempuh dalam perjalanan 1 jam. Banyak yang selalu mempertanyakan kenapa saya selalu berjalan kaki. Saya tidak tau harus menjawabnya dengan bahasa bagaimana agar dapat dipahami. 
“Saya memang tidak punya sepeda motor. Tapi saya punya keyakinan. Saya yakin pasti nyampe ke kampus meskipun tidak naek sepeda motor. Saya sudah bersyukur diberikan kesehatan dan semangat untuk berjala kaki itu sudah cukup. Saya tidak ingin muluk-muluk. Saya tidak mau menyusahkan orang lain hanya karena untuk memanjakan tubuh saya.”

Kesehatan dan semangat adalah karunia yang luar biasa bagi kita. Orang yang tidak mempunyai semangat, meskipun punya sepeda motor ia gak bakalan nyampe ke kampus. Semua itu karena sebuah keyakinan. Dari keyakinan itu akan ada sebuah niat. Dari niat itu akan ada semangat. Dan dari semangat itu akan lahir sebuah tindakan nyata yang dapat mewujudkan kehendak itu.

Seseorang yang punya keimanan kepada Allah SWT, ia bakal ada niat untuk shalat (niat sudah termasuk rukun shalat). Karena sudah niat maka shalat dapat terlaksana dengan baik. Sama juga kalau saudara punya keyakinan akan sampai ke kampus. Dengan keyakinan itu kamu bakal berniat pergi ke kampus. Dengan niat itu kamu bakal punya semangat pergi ke kampus. Dengan semangat itu kamu bakal berusaha dengan cara bagaimana pun untuk bisa sampai ke kampus. Berlaku juga jika kau hendak mewujudkan cita-citamu. Silahkan dikaji sendiri.

Akhir-akhir ini saya sering mendapati teman-teman kuliah mengeluh soal AC yang terpasang di ruang kuliah yang adanya seperti tiadanya(wujuduhu ka adamihi). Termasuk Para Dosen pun banyak yang mengeluh. Hal ini saya mendapat kesan bahwa ketergantungan pada fasilitas memang telah merasuki manusia jaman sekarang. Kenyamanan belajar bukan dari AC, tapi dari sebuah keyakinan, karena keyakinan itulah yang menjadikan semangat. Fasilitas itu hanya membantu, jangan sampai itu dapat mempengaruhi semangat kita.

Oleh karena itu, diharapkan kita tidak hanya menjadi penikmat fasilitas itu saja, tapi bagaimana kita juga dapat membuat fasilitas-fasilitas itu dengan cara kita sendiri semampunya. Memfasilitasi diri kita sendiri dengan fasilitas yang kita ciptakan sendiri. Hal itu dapat mengurangi ketergantungan kita kepada hal-hal yang berbau Hedon itu. Tak ada rotan akar pun jadi. Mudah-mudahan tulisan saya ini dapat bermanfaat untuk kita semua amin. Jangan lupa share artikel ini jika memang dirasa bermanfaat.
Diperbarui
Tambahkan Komentar
Ketika manusia bergantung pada fasilitas

Ketika manusia bergantung pada fasilitas