Najwa Shihab: Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap
netral-netralan
Najwa Shihab: Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral-netralan

Najwa Shihab: Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral-netralan

- +
Ada sebuah video yang beredar di Group WA dengan tayangan Najwa Shihab sedang membaca “Catatan untuk para mahasiswa”. Dalam video itu ia bersyair:

“Catatan untuk para mahasiswa”
Jika idealisme ialah kemewahan yang hanya dimiliki pemuda, akan diisi dengan apa periode kalian sebagai mahasiswa?
Belajar tentu keharusan yang tak boleh diabaikan, rugilah jika belajar disempitkan semata perkuliahan.
Nikmati kehidupan kampus dengan terus mengasah, jangan habiskan waktu dengan terus berkeluh-kesah.
Karena kalian adalah anak-anak muda pilihan, yang berkesempatan merengguk dalamnya sumur ilmu pengetahuan.
Bacalah sebanyak-banyaknya buku, jangan maen Gadget melulu.
Kongko-kongko tentu boleh saja, apalagi di sekertariat organ mahasiswa.
Kenali sebaik-baiknya teman-temanmu, hayati masyarakat di sekelilingmu, agar kampus tak menjelma menjadi tembok yang memenjarakanmu.
Beranilah mengambil pendirian dalam banyak persoalan, anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral-netralan.
Tinjulah kemapanan dengan kepalan tangan, lawanlah kejumudan dengan kenengatan membuat terobosan.
Jangan takut jatuh dan terantuk, dengan terbentur kau akan terbentuk.
Sebab Indonesia memang ditemukan dan diusahakan oleh anak-anak muda, kalian pula lah yang mestinya memperbaharui tanah air kita.

———
Pesan yang cukup bagus yang diberikan oleh Najwa Shihab. Tetapi sebagian orang malah menggunakan video ini untuk memperolok-olok, menjelek-menjelekkan, menghina, dan merendahkan orang lain. Salah satu kutipan yang sempat diperdebatkan adalah “Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral-netralan”. Pasalnya Najwa Shihab tidak menjelaskan apa yang ia maksud dengan bersikap netral-netralan.

Diantara mereka kemudian menganggap bahwa mahasiswa yang tidak berpartai itulah yang dimaksud bersikap netral-netralan. HMI, PMII, dan GMNI memang ormas, tau ormas kan? Kudet banget kalau tidak tau ormas. Ormas-ormas itulah yang kemudian menjelma menjadi partai politik di dalam kampus. Ah tak usah diviralkan, toh ini sudah menjadi rahasia umum. Lalu mahasiswa yang tidak ikut organisasi jenis itu kemudian diklaim sebagai mahasiswa netral. Lalu apa sih sebenarnya netral itu?

Secara sederhana KBBI dapat menjawab pertanyaan ini. Netral diartikan sebagai sikap tidak berpihak(membantu atau mendukung). Lalu bagaimana jika hal ini dikaitkan dengan pemilihan BEM misalnya. Bagaimana dengan orang netral? Golput-kah? Orang golput pun pasti berpihak kepada keGOLPUTannya. Apalagi orang netral, pasti dia juga berpihak dan mendukung salah satu calon.

Dalam pandangan saya, yang dimaksud dengan bersikap netral-netralan adalah orang-orang munafik. Kenapa dengan orang munafik? Kalau kita coba mencermati kata Najwa Shihab sebelumnya dan memperhatikan bait itu secara lengkap, kita akan menemukan jawabannya. “Beranilah mengambil pendirian dalam banyak persoalan, anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral-netralan.” Saya menarik kata kunci di sini adalah “pendirian”. Orang yang bersikap netral-netralan adalah orang yang tidak berpendirian. Ketika berada dengan si A, ia bicara A. Dan ketika dengan si B bicara B(penjilat dan pencari muka). Bukankah itu orang munafik? Entah apapun tujuannya.

Lantas bagaimana dengan mahasiswa yang diklam netral atau tak berpartai? Lagian Najwa Shihab mengatakan “netral-netralan” bukan “netral” doang. Dalam aturan bahasa Indonesia, pengulangan kata dengan penambahan “an” dibelakang ini mengandung beberapa arti. Coba perhatikan kata “kucing-kucingan, kuda-kudaan, mobil-mobilan, dan sebagainya” silahkan dipikir sendiri. Dulu waktu jaman PKI, ia mengklaim di bawah Logo-nya dengan kata “PKI dan orang tak berpartai”. Lalu dimana letak kesalahan orang netral? Apakah orang netral adalah orang yang tak berpendirian? Sungguh ironi jika pandangan tentang orang netral hanya sebatas itu. Sepicik itukah pikiran kalian?

Dalam kasus seperti ini seakan di dunia ini tak ada orang netral. Karena mereka pasti berpihak. Pertanyaannya, berpihak kepada siapa dan apa? Hal yang semestinya kita pihak adalah kebenaran. Bukan suatu golongan. Tau bedanya keras kepala dan teguh pendirian? Orang keras kepala tidak mau merubah sikap meskipun ia tau pendapat dan tindakannya salah. Sedang orang teguh pendirian dapat saja ia mengubah pandangannya ketika ia sadar bahwa ia ada pada posisi yang salah. Karena ia tak mau berdusta atas nama kebenaran.

Diperbarui
Tambahkan Komentar
Najwa Shihab: Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap
netral-netralan

Najwa Shihab: Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral-netralan