Cerita tentang Semut dan Kegagalannya
Cerita tentang Semut dan Kegagalannya

Cerita tentang Semut dan Kegagalannya

- +
Kalau melihat dari sisi positifnya, hewan yang satu ini luar biasa. Saya pernah mendapatinya sedang menggotong bangkai kecoa di dinding dekat kamar kandi. Bagaimana mungkin tubuhnya yang jauh lebih kecil dari kecoa dapat membawanya ke atas dinding dalam jalan tanjakan yang menukik tajam. Saya sengaja memperhatikannya sejak awal membawanya di ujung bawah dinding dekat dengan lantai. Setelah seharian semut itu bergotong royong bersama kawan-kawannya, akhirnya mereka berhasil membawa bangkai kecowa itu seperempat tinggi dinding. Saya perhatikan di atas sana ada lubang kecil yang mungkin itu adalah tujuan perjalanannya.

Saya pun berfikir kalau sehari dapat seperempat berarti membutuhkan empat hari agar bangkai kecoa ini dapat sampai ke lubang itu. Tapi seperti musibah datang kepada semut-semut itu, perlahan bangkai secowa itu semakin merosot ke bawah. Mungkin semut-semut itu kehabisan tenaga setelah seharian menggotong bangkai itu. Akhirnya bangkai itu pun kembali jatuh ke lantai, meskipun semut-semut itu tidak pernah melepaskannya.

Rupanya semut-semut itu tidak putus asa, ia tetap berusaha membawa bangkai kecoa yang jauh lebih besar berlipat-lipat dari mereka itu menaiki dinding. Tetapi kejadian serupa dengan sebelumnya terulang lagi. Setelah seperempat perjalanan bangkai itu merosot ke bawah. Entah berapa kali mereka mengalaminya.

Setelah tiga hari, belum ada perkembangan. Naek, turun lagi. Naek, turun lagi. Tetapi semut-semut itu seperti tidak pernah putus asa untuk tetap membawa bangkai itu ke atas. Semangat gotong royong, kerjasama-sama dan sama-sama kerja mereka terapkan. Kulihat mereka silih berganti mendorong kecowa itu ke atas.

Hari berikutnya saya dibuat kaget. Semut-semut itu telah berhasil membawa bangkai kecowa itu mendekati lubang di atas sana. Bagaimana mungkin semut-semut itu setelah berhari-hari gagal membawanya ke atas, kini telah berada di atas dinding bersama bangkai kecowa itu. Sungguh luar biasa semangatnya.

Saudara-saudaraku, manusia sudah dilengkapi akal pikiran yang kekuatannya tidak tertandingi. Sedangkan semut-semut itu tidak. Tubuh manusia yang elastis menjadikannya melakukan segala hal berbagai macam pekerjaan. Tetapi ketika akal pikiran manusia telah ditutup, ia akan kalah dengan semut-semut itu.

Akal pikiran manusia tidak hanya untuk keperluan manusia itu agar tetap hidup. Kalau hanya sededar hidup, hewan-hewan itu tidak punya akal pikiran mengapa bisa hidup? Orang gila yang hilang akal pun bisa tetap hidup. Tetapi akal pikiran adalah alat kelengkapan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. So, gunakan akal dengan sebaik-baiknya.
Diperbarui
Tambahkan Komentar
Cerita tentang Semut dan Kegagalannya

Cerita tentang Semut dan Kegagalannya